Jumat, 04 Desember 2015

HADITS 3

بسم الله الر حمن الر حيم 



 عن أبي هريرة رضي الله عنه 
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:
(( إيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فإنَّ الظَنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ)
متفق عليه


Dari Abu Hurairah radiallahu 'anhu, beliau berkata
bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
"Berhati-hatilah dari prasangka karena sesungguhnya prasangka itu adalah berita yang paling dusta."
( Muttafaqun 'alaihi )


Diterjemahkan oleh :
Ummu Aiman Hafidzahallah
1Dzulhijjah 1436 H / 14 September 2015


* * *



PENJELASAN 

 Asy Syeikh Muhammad bin Shaleh Al 'Utsaimin rahimahullah di dalam Syarh Riyaadhus Shalihin(1/1834) menjelaskan bahwa :

Hadits ini semakna dengan firman Allah ta'ala  di dalam surah Al Hujurat ayat 12:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari persangkaan (kecurigaan).


Di dalam ayat tersebut, Allah ta'ala berfirman:
اجتنبوا كثيرا من الظن
 "Jauhilah kebanyakan dari persangkaan ".


Allah tidak menyebutkan semua persangkaan.karena persangkaan yang dibangun diatas bukti-bukti ✔ini diperbolehkan.
Dan ini merupakan tabiat manusia yang apabila dia memiliki bukti-bukti yang kuat, maka akan menumbuhkan sebuah persangkaan yang baik atau  yang tidak baik.
Sehingga dia pasti akan tunduk pada bukti-bukti tersebut. Dan hal  itu tidak mengapa.
Akan tetapi sekedar persangkaan (tanpa bukti) , itulah yang diperingatkan oleh Rosulullah shollallahu'alaihi wasallam.

Dan Beliau bersabda:
إنه أكذب الحديث
" Sesungguhnya itu adalah berita yang paling dusta ".

 Karena seseorang jika dia mempunyai prasangka , maka jiwanya selalu membisikkan padanya dan mengatakan ;
"fulan melakukan begini dan begitu"
"dia ingin demikian dan demikian "
dan perkataan lainnya yang semisal dengan itu.
Dan inilah yang dimaksudkan oleh Rosulullah shollallahu'alaihi wasallam berita yang paling dusta.




  FAEDAH HADITS

1. Diharamkannya berprasangka tanpa sebab dan bukti-bukti yang kuat.sebagaimana firman Allah ta'ala pada         surah Al Hujurat ayat 12.

2. Persangkaan itu terbagi menjadi dua bagian: Persangkaan buruk yang tidak ada sebabnya dan tidak disertai       bukti-bukti yang kuat. Dan ini persangkaan yang tercela.
  • Persangkaan yang dibangun diatas penguat dan bukti-bukti yang jelas.Maka yang demikian ini tidak mengapa, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
  • Persangkaan yang tanpa disertai bukti merupakan berita yang paling dusta.





 Ditulis oleh :
 Ummu Aiman Hafidzahallahu
 1 Dzulhijjah 1436 H /14 September 2015